Pada kesempatan
kali ini saya akan share mengenai teori dasar antena yang saya ketahui, ada banyak jenis
antena yang sering kita jumpai, semuanya itu dirancang sedemikian rupa untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang kita harapkan, bahkan sebuah
kawat tembaga saja bisa dikatakan sebagai antena, tapi
apakah sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan, seberapa jauh pancaranya,
berapa frekuensi yang digunakan kita sulit untuk menghitungnya. berikut teori dasar antena agar nantinya dapat diimplementasikan dalam merancang sebuah antena.
1. PENGERTIAN ANTENA
Antena
adalah suatu piranti yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal elektromagnetik, merambatkan dan menerima gelombang elektromagnetik.
Pemancaran merupakan satu proses perpindahan gelombang radio atau
elektromagnetik dari saluran transmisi ke ruang bebas melalui antena pemancar.
Sedangkan penerimaan adalah satu proses penerimaan gelombang radio atau
elektromagnetik dari ruang bebas melalui antena penerima. Karena merupakan
perangkat perantara (interface) antara saluran transmisi dan udara, maka antena
harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran pencatunya.
Dalam
sistem komunikasi nirkabel antena difungsikan sebagai alat yang digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik, secara umum fungsi antena
adalah merubah energi listrik menjadi gelombang elektromagnetik lalu melepasnya
ke ruang bebas dan pada sisi antena penerima, antena berfungsi menangkap gelombang elektromagnetik dari
ruang bebas dan mengkonfersinya kembali menjadi energi listrik.
2. PARAMETER PARAMETER ANTENA
Parameter
antena digunakan untuk menguji dan mengukur peformansi dari suatu antena,
apakah antena telah sesuai dengan keinginan dan telah sesuai dengan fungsinya.
Dalam perkembangan sistem komunikasi nirkabel, parameter dapat dibagi menjadi
beberapa, diantaranya:
a. Direktivitas (Pengarahan)
Direktivitas antena adalah kemampuan dari suatu
antena untuk memusatkan daya dari pola radiasi antena ke satu atau lebih arah
khusus.
b. Pola Radiasi
Pola radiasi merupakan plot tiga dimensi yang
menggambarkan distribusi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah antena sebagai
fungsi dari koordinat. pola radiasi terbentuk dari dua bidang irisan yaitu,
pada arah azimut dan elevasi. Pola radiasi antena menjelaskan bagaimana suatu
antena meradiasikan daya ke ruang bebas dan bagaimana suatu antena menerima
daya dari ruang bebas.
c. Efisiensi Antena
Efesiensi antena merupakan perbandingan antara daya
yang diradiasikan oleh sebuah antena dengan daya yang di yang di catukan ke antena.
d. Gain
Gain adalah karakter dari antena atau kemampuan
antena untuk mengarahkan radiasi sinyalnya berdasarkan direktifitas dan
efisiensi yang dimiliki antena. Satuan dari gain adalah desibel (dB). Gain pada
antena juga dipengaruhi oleh frekuensi
kerja yang digunakan dalam perancangan antenanya.
Gain
dihitung menggunakan rumus:
Gt = Pt/Ps ×Gs
Pada satuan
decibel dapat dituliskan menjadi :
Gt = Pt
(dBm)- Ps (dBm)+ Gs (dB)
Dimana :
Gt = Gain antena
Gs = Gain standar antena
Pt = Daya yang dikirim antena
Ps = Daya yang diterima antena
e. polarisasi
Polarisasi antena merupakan orientasi perambatan
radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu antena.
polarisasi yang baik didapat dari perancangan antena yang baik pula.
f. Bandwidth
Bandwidth adalah rentang frekuensi kerja antena,
dimana antena dapat memancarkan dan menerima daya gelombang elektromagnetik dengan
baik.
Bandwidth
dinyatakan dalam bentuk :
BW = fu –
fL
Dimana :
BW = Bandwidth
fu = frekuensi diatas frekuensi center (fc)
fL = frekuensi dibawah frekuensi center (fc)
g. Beamwidth
Beamwidth adalah besarnya sudut berkas pancaran
gelombang frekuensi radio utama (main lobe) yang dihitung pada titik 3 dB
menurun dari puncak lobe utama. Mengapa batasan dari beamwidth itu hanya sampai
3 dB/-3 dB saja, ini dimaksudkan karena jika dikonversi kedalam nialai realnya
3 dB/-3 dB berarti kurang lebih 50% daya yang dapat dipancarkan dan 50% sisanya
dipantulkan (loss).
h. Impedansi Antena
Impedansi antena merupakan hubungan antara tegangan
dan arus pada saat daya di catukan ke antena.
i. Throughput
Throughput merupakan Bandwidth aktula yang terukur
pada suatu ukuran waktu tertentu.
Semisal dalam simulasi sebuah antena diketahui
Bandwidth yang dimiliki antena sebesar
500 MHz, secara teori Jika kita mengirim data sebesar 1 Gb dengan Bandwidth
500 MHz dibutuhkan waktu hanya 2 detik saja bukan (tanpa rugi rugi antena),
namun pada kenyataanya dibutuhkan waktu 4 detik, inilah yang disebut sebagai
Throughput (bandwidth aktual).
j. Hubungan VSWR,Return loss dan Koefisien
refleksi (S11)
VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) merupakan
perbandingan amplitudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum dan minimum.
Nilai VSWR dipengaruhi oleh impedansi input, karena impedansi antena penting
untuk pemindahan daya dari sumber ke antena dan pemindahan daya dari antena ke
penerima sehingga impedansi antena harus match (50 Ω). Pada prakteknya VSWR
berbanding lurus dengan return loss antena. Return loss merupapakan gambaran
dari ketidakcocokan antara antena dengan transmitter input. Dalam perancangan sebuah
antena parameter VSWR dan return loss selalu menjadi fokus utama, nilai VSWR
dan return loss berpengaruh pada unjuk kerja dari antena yang dirancang.
Semakin besar nilai VSWR maka daya yang direfleksikan juga semakin besar
sehingga unjuk kerja antena semakin kurang baik dan sebaliknya, semakin kecil
nilai VSWR maka daya yang direfleksikan juga akan semakin kecil sehingga unjuk
kerja dari antena yang dirancang akan semakin baik. Kondisi yang paling baik
adalah ketika nilai VSWR bernilai 1 yang berarti tidak ada tegangan yang
kembali ke pemancar (V-).
Koefisien refleksi (S11) merupakan perbandingan
antara tegangan yang kembali kepemancar (V-) dengan tegangan yang datang menuju
beban (V+).
Koefisien
refleksi dinyatakan dalam bentuk :
Г
= (V-)/(V+)
Dimana:
Г
= Koefisien refleksi
V- = Tegangan yang kembeli ke pemancar/sumber
V+ = Tegangan yang datang menuju beban
Sedangakan
hubungan VSWR dan koefisien refleksi dinyatakan dalam bentuk :
VSWR
= (1+|Г| )/(1-|Г|)
Hubungan
return loss dan koefisien refleksi dinyatakan dalam bentuk :
RL
= 10 log Г (dB)
Antena
yang baik memiliki return loss dibawah -10 dB yaitu 90% daya dapat diserap
antena dan 10%-nya terpantul kembali kesumber antena.
k.
Sistem lain seperti bahan antena, ukuran antena,
berat, biaya, pemakaian daya dan lain-lain.
3. JENIS JENIS ANTENA
a. Antena Directional
Antena ini memiliki daya pancar yang hanya berfokus
pada sudut tertentu (directed) saja, sehingga dapat memancarkan daya sangat
jauh.
b. Antena Omnidirectional
Antena omnidirekctional adalah antena yang datap memancarkan
daya yang sama ke segala arah, sudut azimuth (sudut arah Horizontal) saja atau
sudut elevasi (sudut arah vertikal) saja.
Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa, dalam suatu perancangan antena dibutuhkan kesesuaian
(match) antara parameter parameter antena dan jenis antena apa yang akan kita rancang nantinya, sehingga
antena yang kita rancang sesuai dengan apa yang kita butuhkan, setelah memahami teori dasar antena kita sudah dapat menentuka parameter parameter antena seperti
frekuensi yang dibutuhkan berapa, antena terbuat dari bahan apa, ukuran antena, dan yang paling penting biaya yang
dibutuhkan tentunya.
Untuk mendapatkan
hasil yang terbaik dalam merancang sebuah antena sebaiknya lakukan simulasi terlebih
dahulu, banyak aplikasi dirancang untuk membuat simulasi antena, salah satunya
adalah aplikasi CST.
Pembahasan lebih
lanjut akan saya bagikan pada postingan selanjutnya, insayaAllah.
Demikian,
semoga bermanfaat dan selamat mencoba.